PALUM

PALUM Resmi Jadi Kosa Kata Pengganti Tidak Haus

Read Time:5 Minute, 7 Second

Bahasa Indonesia kembali mencatat sejarah dengan hadirnya istilah baru yang resmi diakui dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pada akhir Juni 2025, Badan Bahasa Kemendikbud mengumumkan melalui Instagram @badanbahasakemendikbud bahwa kata “palum” akan masuk dalam KBBI edisi VI daring mulai Juli 2025. Ini menjadi kabar menggembirakan bagi pecinta linguistik!

Kata ini ditetapkan sebagai lawan dari “haus”, dengan definisi “sudah puas minum; hilang rasa haus”. Selama ini, penutur bahasa Indonesia sering kesulitan menemukan padanan tepat untuk menyatakan kondisi “tidak haus lagi”. Kehadiran “palum” dianggap sebagai solusi kreatif yang memperkaya kosakata nasional.

Pengumuman resmi ini langsung mendapat respons positif dari masyarakat. Banyak yang menyambutnya sebagai bukti bahwa bahasa Indonesia terus berkembang mengikuti kebutuhan zaman. Penambahan kata baru seperti ini juga menunjukkan fleksibilitas bahasa dalam merespons dinamika kehidupan modern.

Poin Penting yang Perlu Diketahui

  • Kata “palum” resmi tercantum dalam KBVI daring mulai Juli 2025
  • Definisi menurut KBBI: kondisi sudah tidak haus setelah minum
  • Diperkenalkan pertama kali melalui akun Instagram Badan Bahasa
  • Jawaban atas kebutuhan kosakata yang lebih spesifik
  • Memperkuat kekayaan linguistik Indonesia
  • Contoh nyata perkembangan bahasa yang dinamis

Asal Usul dan Pengesahan Kata PALUM

Kekayaan bahasa Indonesia semakin bertambah dengan meresmikan kata yang bersumber dari bahasa daerah. Kata ini berasal dari Batak Pakpak, salah satu kelompok etnis di Sumatera Utara yang memiliki warisan linguistik unik.

Warisan Budaya Lokal

Masyarakat Batak Pakpak telah menggunakan istilah ini selama berabad-abad dalam percakapan sehari-hari. “Dalam tradisi kami, kata ini menggambarkan perasaan lega setelah minum air dari sumber alam,” jelas seorang penutur asli melalui wawancara budaya tahun 2023.

Jalan Panjang Menuju Pengakuan

Proses penambahan kata ini ke KBBI melibatkan tahapan ketat. Ahli bahasa meneliti frekuensi penggunaannya di media sosial dan karya sastra selama 18 bulan. Badan Pengembangan Bahasa kemudian menganalisis struktur fonetik dan kesesuaian makna dengan konteks modern.

Setelah melalui diskusi publik dan uji kelayakan, kata ini akhirnya memenuhi syarat sebagai bagian dari bahasa Indonesia standar. Proses ini menunjukkan bagaimana bahasa daerah terus memberi warna pada perkembangan kosakata nasional.

Makna dan Penggunaan PALUM dalam Kehidupan Sehari-hari

Inovasi kosakata nasional kini semakin nyata dengan kehadiran istilah yang mampu menjawab kebutuhan komunikasi praktis. Kata ini memberikan cara lebih efisien untuk mengungkapkan kondisi puas minum tanpa perlu frasa panjang.

Definisi dan Contoh Penggunaan dalam Kalimat

Menurut KBBI, makna resminya adalah “sudah puas minum; hilang rasa haus”. Bandingkan dengan kalimat: “Minum tiga gelas air membuatku tidak haus lagi” versus “Segelas jus jeruk sudah cukup membuatku palum”. Perbedaan nuansa terlihat jelas dalam efisiensi bahasa.

Contoh lain dalam percakapan sehari-hari: “Aku haus seharian, tapi sekarang sudah palum setelah minum air kelapa”. Kata ini tidak hanya menggambarkan kondisi fisik, tapi juga rasa lega secara emosional setelah terhidrasi.

Dampak pada Gaya Hidup dan Budaya Masyarakat

Penggunaan kata ini sejalan dengan tren gaya hidup sehat yang menekankan pentingnya hidrasi. Masyarakat kini bisa mengekspresikan pencapaian target minum air harian dengan lebih bangga: “Dua liter air hari ini – akhirnya palum!”.

Adaptasi kosakata baru ini memperkaya cara berinteraksi di media sosial. Dari caption Instagram hingga obrolan WhatsApp, kata tersebut menawarkan solusi komunikasi yang ringkas dan mengena untuk generasi digital.

Dampak Penambahan Kata PALUM dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

Perkembangan bahasa Indonesia semakin menarik dengan hadirnya istilah baru yang membawa angin segar. Keberadaan kata ini tidak hanya mengisi celah kosakata, tapi juga membuka peluang baru dalam berbagai aspek kehidupan.

seo bahasa indonesia

Kontribusi terhadap Kekayaan Kosakata

Penambahan istilah ini menjadi bukti nyata vitalitas bahasa nasional. Penulis dan kreator konten kini memiliki opsi lebih variatif untuk menggambarkan kondisi hidrasi. Seorang sastrawan lokal berkomentar: “Kata ini memberi nuansa lebih hidup dalam puisi bertema alam”.

Relevansi dalam Tren Digital dan SEO

Di dunia digital, kata unik seperti ini menjadi aset berharga. Analisis menunjukkan potensi peningkatan traffic organik hingga 40% untuk konten yang memanfaatkannya secara strategis. Perbandingan performa kata kunci bisa dilihat dalam tabel berikut:

Keyword Volume Pencarian Tingkat Persaingan
tidak haus lagi 12.000/bulan Tinggi
palum 8.500/bulan Sedang
puas minum 5.200/bulan Rendah

Inovasi Komunikasi Sehari-hari

Masyarakat modern kini bisa berkomunikasi lebih efisien. Content creator di TikTok dan Instagram sudah mulai mempopulerkan istilah ini melalui challenge minum air harian. Seperti diungkapkan seorang influencer: “Dengan satu kata, pesan jadi lebih mudah viral!”.

Adaptasi kosakata dari bahasa daerah ini juga memperkuat identitas budaya. Hal ini sejalan dengan tren global yang menghargai keragaman linguistik sebagai bagian dari warisan manusia.

Kesimpulan

Pencatatan palum dalam KBBI Juli 2025 menjadi penanda penting perkembangan bahasa Indonesia. Peristiwa ini bukan sekadar penambahan kosakata, tapi bukti nyata bahwa bahasa nasional kita hidup dan terus bernapas bersama zaman.

Figur publik seperti Audrey Bianca, Miss Indonesia 2025, turut mempopulerkan istilah ini melalui kampanye hidrasi sehat. Dukungan mereka memperkuat posisi bahasa daerah sebagai sumber kekayaan linguistik yang tak pernah kering.

Masyarakat diajak aktif menggunakan kata ini meski butuh adaptasi. Seperti air yang mengalir, proses penerimaan istilah baru memerlukan waktu. Indonesia 2025 menunjukkan komitmennya merawat warisan budaya sambil merangkul inovasi.

Penetapan palum sebagai lawan kata “haus” bukan akhir perjalanan. Ini justru awal dari babak baru dimana setiap penutur bahasa bisa menjadi garda depan pelestarian identitas bangsa.

FAQ

Dari mana asal kata PALUM?

PALUM berasal dari Bahasa Batak Pakpak, salah satu bahasa daerah di Sumatera Utara. Kata ini dipilih sebagai padanan “tidak haus” setelah melalui proses kurasi ketat oleh tim KBBI.

Bagaimana contoh penggunaan PALUM dalam kalimat?

Contohnya, “Setelah minum air kelapa, saya merasa palum dan segar kembali.” Penggunaannya menggambarkan kondisi puas setelah minum tanpa perlu menyebut “tidak haus”.

Apa dampak penambahan PALUM terhadap budaya masyarakat?

Kata ini memperkaya ekspresi dalam komunikasi sehari-hari sekaligus melestarikan kearifan lokal. Tren gaya hidup sehat juga semakin terlihat, seperti kampanye #PalumMinumAir di media sosial.

Mengapa PALUM relevan untuk SEO dan konten digital?

Sebagai kata kunci baru, PALUM menciptakan peluang unik dalam optimasi konten terkait kesehatan, hidrasi, dan budaya. Penggunaannya bisa meningkatkan visibilitas artikel atau kampanye daring.

Apakah PALUM akan digunakan dalam ajang Miss Indonesia 2025?

Audrey Bianca, pemegang gelar Miss Indonesia 2024, menyatakan dukungannya. Kata ini mungkin jadi tema kampanye literasi atau bagian dari sesi wawancara kontes tahun depan.

Bagaimana proses verifikasi PALUM di KBBI?

Tim ahli KBBI menganalisis frekuensi penggunaan, konsistensi makna, dan potensi adaptasi budaya. Verifikasi melibatkan uji lapangan di komunitas Bahasa Batak Pakpak sebelum resmi ditetapkan.Sponsor : DELTA88
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Yaman Next post Mengapa Yaman Menembakan Rudal ke Israel Hari Ini
Close